Baru saja menayangkan episode
final nya untuk season 1 kemarin, True Detective (TD) adalah serial baru yang
ditayangkan oleh HBO yang terkenal mampu
menayangkan serial-serial yang berkualitas dan biasanya mendapatkan pujian dari
para kritikus.Tak terkecuali TD season 1 ini, yang mendapatkan Hype luar biasa
dan penilaian yang sangat positif dari para kritikus (note : Cek rating nya di
IMDB ), Memacu banyak sekali teori akan siapa pelaku kejahatannya menjelang
season finale nya, dan ditambah lagi kehadiran dua aktor senior Woody harelson
dan Mathew Mc cougnaghey ( maaf akan kesalahan penulisan nama – lagi malas
ngecek soalnya :d ), apakah benar True Detective adalah salah serial terbaik
yang tayang di tahun ini ? well..maybe I have a different opinion.
Rust
( McCougnahey) dan Marty (Woody harelson) adalah sepasang partner yang
sebenarnya telah pensiun dari satuan tugas mereka.Dimana Tugas akhir mereka
dulu adalah mengungkap pembunuhan misterius di tahun 1995 dari seorang pelacur bernama Dora lange yang
bukan merupakan sebuah pembunuhan biasa karena melibatkan banyak symbol-simbol
dan metafora dan sepertinya adalah sebuah pembunuhan untuk memenuhi ritual dari
sebuah sekte keagamaan. Masalahnya sekarang Rust dan Mary justru di interogasi
oleh dua orang detektif baru yang sepertinya menyimpan sebuah alasan
tersembunyi dibalik pengungkapan kasus pembunuhan tersebut.Kini Rust dan Marty
harus kembali ke masa lalu mereka dan menceritakan semua hal yang berkaitan
dengan kasus misterius tersebut tanpa tahu apa maksud dari interogasi yang dikenakan
kepada mereka.
Simpel
? No..Sebenarnya kisahnya jauh lebih kompleks dari yang saya sebutkan diatas,
namun sedikit yang saya ceritakan karena saya bingung bagaimana merangkum
cerita nya tanpa membuat ada nya spoil bagi yang belum menyaksikan.Bagi
penggemar cerita detektif, tentu tahu bahwa semakin sedikit yang diketahui,
semakin asyiklah sebuah film untuk diikuti.Namun secara garis besarnya, dengan
jangkar kasus pembunuhan aneh ( bila tak bisa dikatakan sinting ) dari seorang
pelacur, TD juga bercerita tentang pengembangan karakter dan interaksi antara
dua orang detektif yang mempunyai sifat saling bertolak belakang.Dimana kisah
keluarga dibelakang mereka masing-masing mempengatuhi hubungan antara dua orang
partner tersebut dalam menelusuri petunjuk-petunjuk dari kasus tersebut yang
ternyata tidaklah sesimpel yang mereka bayangkan dan semakin jauh malahan
menjadi semakin membingungkan.
Nick
Pizolato sebagai creator nya patut diacungi jempol karena dapat membuat sebuah
naskah yang sangat solid dari awal sampai akhir.Dengan cerdasnya memberikan
alur maju mundur, membuat TD menjadi sebuah tontonan yang memberikan sedikit
demi sedikit kepingan-kepingan yang nantinya akan memberikan konklusi akhir
bagi pentonton.Cara penyampaian ini efektif membuat penonton terus menerus
penasaran mengikuti kisah perjalanan dua detektif ini.Dalam setiap episode nya,
fakta-fakta yang di ungkap diberikan dalam porsi yang boleh dikatakan minim
namun anehnya tetap mampu membuat kita sebagai penonton terus menerus terikat
dan haus akan fakta-fakta berikutnya.
Berjalan
beriringan bersama pengembangan kasusnya, tak lupa Nic juga memberikan porsi
yang seimbang bagaimana kehidupan mereka dibalik pekerjaan mereka.Dimana Marty
adalah seorang pria yang sepertinya seorang tipikal Family Man yang biasa ada
dimasyarakat, bahagia dengan dua putrid yang cantik, namun sebenarnya dibalik
itu tidaklah sebaik yang terlihat.Dan Rust, yang diperankan dengan sangat
brilian oleh McConaughey ( sepertinya ini adalah tahun yang hebat bagi dirinya
dan kariernya), seorang detektif dengan kepribadian kelam yang menyimpan
kesakitan luar biasa karena ditinggal mati oleh dua putrinya.Dapat dikatakan,
Rust adalah tokoh utama dari serial ini yang gerak-geriknya sangat misterius
namun sangat sulit untuk tidak bersimpati kepada dirinya.
Merangkum
8 episode dengan durasi 1 jam per episode nya memang sedikit sulit untuk
disampaikan dalam sebuah tulisan yang pendek.Namun secara garis besar,
kehebatan dari serial ini adalah, akting luar biasa dari seorang McConaughey
sebagai Rust Cohle yang membuat kita semua jatuh cinta kepada kemisteriusannya,
dan kepintaran Nic Pizolato dalam memberikan umpan-umpan fakta dalam setiap
episode nya, yang dalam kenyataannya membuat banyak sekali teori-teori yang
bermunculan yang membuat hype dari serial ini menjadi sangatlah besar dan
Dialog-dialog kelas berat yang menghiasi hampir semua adegan didalam serial ini
membuat TD menjadi sebuah tontonan yang sangat berkelas.
Namun
TD bukanlah sebuah serial yang sesempurna yang dibicarakan oleh banyak orang,
karena bagaimanapun, alur lambat yang di pilih oleh sang creator dapat
berpotensi besar membuat penonton yang tidak cocok akan menyerah ( saya sendiri
hampir menyerah ).Dan bagi yang berharap akan sebuah twist-twist ending yang
luar biasa, mungkin akan gigit jari , karena mungkin penyelesaian yang
diberikan oleh TD tidaklah sebombastis yang diharapkan dari awalnya.
So,
saya tidak akan memungkiri bila TD adalah sebuah serial berat yang memang
dikerjakan dengan sangat rapi dan matang.Cast nya terutama McConaughey juga
bermain dengan sangat gemilang.Tak lupa saya katakana bahwa sinematografinya
juga termasuk sangat bagus untuk ukuran sebuah serial televise.Namun dengan
alur yang lambat dan sedikit ketidakpuasan saya akan konklusi nya, membuat saya
tidak dapat memberikan nilai yang sempurna untuk serial ini.But, it’s Worth to
Try.
3 komentar:
Hampir sama sih. Sebelum nonton ekspektasi saya sudah berpikir bakalan banyak twist sinting sejak pilotnya. Tapi ternyata straight-forward. Anyway, salam kenal juga. Blognya sudah saya taruh di blogroll list.
thank you Rif..
Blog nya mu udah aku taruh juga di blogroll ku..
lagi nyobain utopia jg nieh haha
Ini gak sempat2 nonton dari kemaren...
Pecinta Bola Gabung di Sini
Nonton Bola Makin Seru Sama Kita
Prediksi Slovenia VS Macedonia 24 Maret 2016
Prediksi Kroasia VS Israel 24 Maret 2016
Prediksi Romania VS Lithuania 24 Maret 2016
Prediksi Polandia VS Serbia 24 Maret 2016
Prediksi Silkeborg VS Vendsyssel 24 Maret 2016
Prediksi Ponte Preta VS Mogi Mirim 24 Maret 2016
Posting Komentar