LIE TO ME (2009- 2011)
Cast : Tim Roth, Kelli William
Iseng, ya, hanya
karena melihat judulnya yang unik, dan sosok Tim Roth yang terkesan manipulatif
namun slengekan diposternya, saya memutuskan untuk menjajal serial keluaran
(kalau gak salah sih Fox) 2009 lalu ini.serial yang malah kayanya kalah populer
dengan serial dari negeri ginseng yang punya judul yang sama.Yang jelas saya
tidak tertarik (dan kayanya ga bakal tertarik) untuk menjajal serial versi
korea nya.Lagipula sepertinya kesamaannya dua serial ini hanya dijudul saja,
alias tidak ada hubungan sama sekali satu sama lainnya.
Btw balik lagi
ke Lie to Me versi barat, dengan jargon nya “The truth is written all over our
faces” , memang menceritakan tentang sebuah biro investigasi swasta yang bekerja sama dengan
pemerintah untuk menyelidiki kasus-kasus unik yang tidak bisa diselesaikan
dengan cara biasa.Dipimpin oleh Carl Lightman (Tim Roth), dan digawangi oleh
para personel antara lain, Gillian Foster (kelli Williams), Eli loker (Brendan
hines), dan Ria Torres ( Monica Raymund)..*kagak kenal semua ya namanya :d * ,
mereka melakukan berbagai macam investigasi, baik dari pembunuhan, skandal, perselingkuhan,
sampai tragedi politik.Uniknya adalah, investigasi nya dilakukan dengan cara
mewawancarai para pelaku kejadian, dan melihat respon yang ditunjukkan dari
mimik wajah mereka.Dengan reputasinya sebagai “pembaca wajah”, para pendekar
ini dapat mengetahui perasaan para “tersangka” ketika sebuah pertanyaan
diajukan, mulai dari marah, takut, cemas, menyembunyikan sesuatu, sampai
melakukan kebohongan.Nah dengan mengetahui tentang perasaan itulah mereka
mengembangkan kasus yang ada untuk akhirnya mencari kebenaran yang
sebenar-benarnya dalam setiap kasus.
Yang menarik
adalah, bahwa penilaian psikologis dari perasaan setiap tersangka itu jelas
tidak dapat menjadi sebuah bukti dalam sebuah perkara hukum (istilah
gampangnya, tak mungkin bisa menyeret seseorang yang bersalah hanya dengan perkataan).Karena
itulah dengan hasil investigasi psikologis tersebut mereka harus mencari cara
agar para pelaku kejahatan tersebut akhirnya dapat mengakui kejahatan yang
mereka lakukan dan dapat diseret ke meja pengadilan.
Setelah menonton
season pertama yang hanya berjumlah 13 episode, tak disangka ternyata serial
yang sepi hype ini mampu membuat saya tertarik dan setia menekuni season
berikutnya.Walau kasus-kasusnya harus diakui cukup sederhana, namun Samuel Baum
(the creator), pintar untuk “merumitkan” permasalahannya dengan mencampur
beberapa konflik lain yang “kebetulan” juga terungkap dalam
investigasinya.Sehingga pencarian kebenarannya menjadi tidak sesimpel
membalikkan telapak tangan.Hampir disetiap episode, kita diajak untuk membuka
labirin-labirin kemungkinan tersangka, yang bagi saya sangat mengasyikkan
(seperti menonton cerita detektif namun versi psikologis) dan kemudian diakhiri
dengan “menipu” tersangka untuk tanpa
sadar akhirnya mengakui kejahatannya, trik-trik yang para penonton pun tak
ketahui karena baru terbuka pada akhir episode.
Satu
tips ketika menonton, nyalakan timernya, bila timer belum merujuk menit-menit terakhir,
itu berarti masih akan ada kejutan yang muncul.
Dengan titik
berat di masalah pekerjaan, sang creator mencoba menyelipkan elemen drama
kekeluargaan setiap karakter didalamnya, khususnya Carl lightman.yang sayangnya
harus saya akui gagal total, ketika mencoba menyelipkan beberapa pesan moral
dalam pergulatan kehidupan pribadi Lightman, dimana ia sudah berpisah dengan
istrinya dan kini mengasuh anak semata wayangnya (Emily), memang di awal-awal
season cukup mengena, namun sayangnya semakin lama semakin keliatan kalau tidak
berkembang kemana-mana, dan ini ditambah lagi dengan kesan-kesan romansa
malu-malu yang coba diselipkan antara Ligtman dan Foster yang sekali lagi juga
membingungkan dan tak jelas kemana arahnya.Satu-satunya pesan moral yang cukup berhasil
disampaikan adalah, bahwa Lightman mendirikan biro investigasi ini untuk
mencari yang namanya kebenaran, dan mereka mempertahankan idealisme pencarian
kebenaran itu di atas uang, walaupun kebangkrutan perusahaan adalah taruhannya.
Memasuki season kedua,
alur cerita menjadi sedikit berubah, ketika season 1 kasusnya sedikit ringan,
dan mengajak penonton untuk menebak-nebak pelaku nya, season kedua
kasus-kasunya menjadi lebih complicated dan berat, karena melibatkan kehidupan
pribadi para penyidiknya.Namun sayangnya pelakunya menjadi lebih sering
tertebak, atau minimal tidak terlalu menimbulkan keterkejutan seperti
serial-serial di season pertama.Dan sayangnya kelemahan season pertama yang
tidak mampu mengeksplorasi kehidupan pribadi antar karakter kembali berulang,
dan bahkan malahan terkesan semakin amburadul.
Dari sisi
akting, Tim Roth cukup natural untuk memerankan Lightman, yang cerdas,
manipulatif, namun terkesan menyebalkan dan tidak mempunyai hati nurani.Walau
dibalik itu dia sebenarnya adalah seorang ayah yang sangat protektif kepada
anak semata wayangnya dan tegas menjunjung filosofi biro nya, yaitu menyuarakan
kebenaran di atas segala-galanya.Gillian Foster sebagai partner setara Ligtman
cukup lumayan dibawakan oleh Kelli William, walau sekali lagi, hubungan antara
keduanya terkesan super nanggung, dengan bibit-bibit romantisme yang di tebar,
namun tidak jelas kelanjutannya.karakter lain seperti Loker, Torres dan Reynold
yang muncul mulai dipertengahan season 1, memang mau tidak mau harus minggir
untuk memberikan highlight kepada duet lightman dan foster, walau dibeberapa
episode mereka diberikan porsi yang cukup besar.
Overall, mungkin
karena saya adalah penggemar cerita detektif dari kecil, dan suka dengan cerita
beraroma thriller, tanpa disangka serial “kecil” ini muncul dan masuk dalam
daftar list favorite saya, banyak serial televisi yang saya jajal, namun tak
banyak yang membuat saya tertarik untuk melanjutkan lebih dari 1 season,
praktis hanya DEXTER, LOST, atau
Sherlock (versi bbc 2011) , serial bergenre crime yang mampu membuat saya
kepincut dan setia mengikuti, dan Lie to Me kini masuk kedalam jajaran favorite
saya, walau sayangnya serial ini hanya tayang sampai season 3 (mungkin karena tipe nya yang
tidak cocok ke semua kalangan).Sampai review ini saya baru menyelesaikan season
ke 2 nya, dan saya berharap season terakhirnya nanti akan jadi penutup yang
manis.
12 komentar:
wah..kadang nonton di B Channel nih, cuma ga selalu ngikutin
suka banget sma karakternya Monica Raymund..
Tim Roth juga ajib banget penampilannya dimari
raymund kesan sexynya ok hehe..tim roth terkesan overact nieh di season 2..jd menyebalkan kelihataNnya..
pertanyaan..ane, emang ada yg kerjaan kaya mereka?
(di Indonesia? hihi)
iya sih kadang2 Tim Roth malah terlalu offensif, jadi kaya protagonis yg ga likeable (kadang2 doang sih ^^ )
..ada yg kritik kalau lightman nya tim roth terlalu sempurna tanpa cela..kalau dipikr2 emang keliatan terlalu arogan..kalau di indonesia kerjaan gini dinamai paranormal haha...
Yang puya versi awal sampe versi 2 bagi2 dong, buat tugas kuliah
kirim emailku, yohanespopo@ymail.com
Eh ini juga salah satu tv series favorit saya! Sayang sih di-cancel padahal bagus bgt :)
iya nieh..dalam kata lain..the serial "is not infinite"...haha..kidding..
siapa yang punya film itu lengkap? minta rujukan downloadnya donk.. aku pengen lihat lagi..
aduhh maaf..saya nonton beli dvd nya..enggak download..coba cari di forum2..bnyak yg jual kok :)
enggak ada link downloadnya yah?! Huhuhu...pengen punya full episode
Enggak ada link downloadnya yah?! Pengen punya full episode :-P
Posting Komentar