Kamis, 03 Mei 2012

RABBIT HOLE (2010) : Kisah Satir Melepas Kepergian Sang Buah Hati


Cast : Nicole Kidman, Aaron Eckhart, Diane Wiest
Director : John Cameron Mitchel

            Kisah tentang kehilangan orang tercinta selalu identik dengan drama sedih nan depresi yang membuat penontonnya akan merasa tertekan dan bosan untuk menuju akhir cerita, apakah Rabbit Hole yang merupakan proyek ambisius dari Nicole Kidman akan menjadi sebuah sajian kisah steorotype seperti itu ?
            Howie (Aaron Eckhart) dan Becca (Nicole Kidman) sepintas terlihat adalah sepasang suami istri dengan kehidupan yang sangat normal.Namun dibalik itu sebenarnya mereka baru saja kehilangan anak semata wayang mereka yang meninggal disebuah kecelakaan, dan menginjak 8 bulan umur tragedi, masing-masing dpribadi sebenarnya menyimpan potensi ledakan dibalik sikap mereka yang berpura-pura normal.Howie yang bekerja dan bersosialisi seperti layaknya seorang kepala rumah tangga, namun sering menghabiskan waktu untuk mengenang kepedihan dengan memutar video nostalgia sang anak, sedangkan Becca yang berusaha memerintah dirinya untuk Move on sebenarnya tanpa sadar telah menarik diri dari pergaulan sosial dari orang-orang sekitarnya.
Dengan kebingungan yang sama untuk melepaskan diri dari jerat kesedihan yang ada, akhirnya mereka mencari pelampiasan masing-masing dengan jalur yang “aneh”, Howie dengan kesukaannya mengisap ganja bersama teman dari perkumpulan sosialnya (Sandra Oh) dan Becca yang menjalin persahabatan dengan seorang anak yang dulunya “ikut andil” dalam kecelakaan yang akhirnya menewaskan anak mereka.Dengan perbedaan jalan yang ditempuh oleh masing-masing indvididu, perkawinan mereka menjadi kehilangan arah dan tujuan, dan menyebabkan retakan-retakan yang akhirnya berpotensial menghancurkan kehidupan perkawinan mereka.
            Dengan Scoring yang luar biasa lembut dan menyentuh, Rabbit Hole menjungkir balikkan prediksi saya menjadi sebuah sajian drama satir nan indah untuk dinikmati.Dengan adegan-adegan singkat, padat nan berbobot, penonton sukses diajak untuk ikut merasakan apa yang dialami oleh pasangan malang ini.John Mitchel berhasil menampilkan kerapuhan semua karakter yang terlibat tanpa harus merengek-rengek untuk meminta belas kasihan dari penontonnya.Tidak ada adegan yang mempertontonkan air mata dan emosi yang berlebihan, yang ada hanyalah potret rapuh dari jiwa-jiwa yang berusaha untuk tegar namun sebenarnya dengan berjalannya waktu justru semakin rapuh dan menunggu untuk hancur.
            Nicole Kidman bermain dengan luar biasa dengan menunjukkan bagaimana seorang Becca yang merasa diperlakukan tidak adil oleh Tuhan akhirnya selalu siap untuk mensabotase stigma kebaikan Tuhan yang dilontarkan oleh orang-orang sekelilingnya.Dan tanpa sadar, karena belum dapat menguasai kerinduan akan sang anak yang telah hilang, dirinya “berusaha” menempatkan semua anak yang ditemuinya dalam perspektif sebagai anaknya sendiri.
            Aaron Eckhart pun sepertinya tidak ketinggalan untuk meraih simpati penonton dengan bermain sangat emosional.Dengan sukses Eckhart menunjukkan perjuangan luar biasa dari Howie untuk Back on Track  ke kehidupan normalnya agar kehidupan perkawinannya tidak hancur.Namunn disisi lain, mengalami depresi terus menerus karena tidak mampu melepaskan kenangannya kepada sang buah hati dengan terus menyimpan barang-barang yang berhubungan dengan sang anak.
            Duet cantik ini kemudian ditopang oleh aktris Senior Diane Wiest sebagai ibu dari Becca yang juga pernah mengalami hal yang “sama” ketika kakak Becca meninggal dan meninggalkan kesedihan yang juga sama dengan yang dialami anaknya.Dengan “pengalamannya” , ia sekuat tenaga untuk mengangkat Becca melewati kedukaan yang dialaminya, padahal dibelakang itu, sebenarnya ia sendiri tidak pernah sembuh total dari rasa kehilangan anaknya dulu.
            Menonton Rabbit Hole seperti menonton sebuah film dokumenter yang indah dan menyayat hati, belajar melihat bagaimana sulitnya untuk menyembuhkan luka akibat kehilangan orang yang dicintai, bagaimana adanya sesuatu yang sepertinya kuat namun sebenarnya sangat rapuh didalam dan hanya tinggal menunggu sebuah ketukan lagi untuk menghancurkan semuanya.
Satu hal yang paling terasa adalah bahwa penyembuhan diri itu sejatinya harus berasal dari dalam, bukanlah dari luar.Kita bisa menampikan sosok tegar dan normal diluar, namun itu tidaklah akan membuat segala luka yang ada akan sembuh, namun  justru akan membuat luka yang ada didalam menjadi semakin pedih, karena selain rasa sedih didalam yang terus mengiris, kepura-puraan dan kebohongan membuat beban yang di bawa menjadi semakin berat dan membuat dua kaki kita menjadi semakin terperosok kedalam sebuah lumpur kefrustasian.
At the End, walaupun sepanjang film walaupun kita diajak untuk terus larut dalam kesedihan, Rabbit Hole akhirnya tidak membiarkan kisah ini menjadi sebuah kisah sedih yang tak berujung, dengan menunjukkan kasih tulus dari seorang ibu dan ending yang membumi, pada akhirnya tak lupa penonton kembali diingatkan kepada sebuah obat mujarab yang diberikan oleh sang pencipta untuk menyembuhkan sakit seberat apapun yang diberikan oleh kehidupan..Cinta

Overall : Rabbit Hole sebuah karya nyata tentang perjalanan pribadi untuk melewati fase kehidupan yang mungkin tidak dialami oleh setiap orang dimuka bumi, dengan scoring yang sangat menyentuh, John Mitchel berhasil dengan sempurna “memberi tahu” bagaimana beratnya perjalanan tersebut.


1 komentar:

Nugros C mengatakan...

Kidman bner2 ngasih pnampilan dingin yg dapet bgt..seolah ane bs ngrasain btapa ancurnya dia...
adegan favorit ane pas dia nangis di mobil liat si cowo yg nabrak anaknya mau pergi Prom..superb!