BRAVE (2012)
Merida
adalah seorang putri raja yang hidup di dataran tinggi scotlandia, bersama
orang tua yang sangat menyayanginya dan 3 adik yang masih kecil-kecil.Walau
wanita namun Merida justru mewarisi sifat khas dari sang ayah yang tomboy dan
berantakan.Dibanding mempersiapkan dirinya untuk menjadi seorang ratu yang
feminine, Merida justru lebih suka mengikuti jejak ayahnya menjelajah alam dan
mengasah kemampuannya berkuda dan memanah.
Masalah
kemudian muncul ketika orang tuanya (khususnya ibu nya) mengadakan sayembara
untuk menjodohkan merida dengan pangeran dari kerajaan tetangga.Merida yang
berontak kemudian akhirnya berkonflik dengan ibu nya, dan kemudian melarikan
diri ke hutan dimana akhirnya dia bertemu dengan seorang penyihir yang akhirnya
memberikan ramuan yang menjanjikan dapat merubah ibu nya menjadi pribadi yang
diinginkan oleh Merida.Sayangnya ternyata Ibu nya berubah menjadi sesuatu yang
tak pernah terbayangkan oleh Merida ( dan kita semua :d ).
Dari
segi teknis, animasi, scoring, narasi, dan lain-lainnya..the movie is fine..Not
Incredible..Not Great…just fine. Fine dalam arti sesuai standart Pixar ,
walaupun tidak sedahsyat pendahulunya seperti Toy Story ataupun Up.Kisah nya
sebenarnya boleh dibilang predictable dan sudah banyak dipakai
sebelum-sebelumnya.Dan we definitely udah tau akhir kisahnya.So what makes this
movie so special for me?
Menurut
para ahli, otak manusia terbagi menjadi
dua, otak kiri dan otak kanan.Otak kiri adalah otak yang cenderung teratur,
tertata dan perfeksionis sedangkan otak kanan cenderung melompat-lompat dan
liar.Dalam dunia psikologis otak kiri diasosiasikan dengan karakter Melankolis
sedangkan Otak kanan diasosiasikan dengan karakter Sanguin.
Disini
lah yang menjadi inti cerita dari Brave, bagaimana terjadinya tabrakan karakter
antara seorang ibu yang melankolis (atau dipaksa menjadi melankolis karena
kondisinya sebagai seorang ratu) dengan karakter Merida yang sejatinya adalah
seorang anak sanguin yang ingin bebas lepas.Bukankah ini konflik yang biasa
terjadi di dunia nyata bukan ? konflik yang selalu berulang dan tak pernah ada
penyelesaian yang pasti.
Mengapa
saya langsung jatuh cinta kepada BRAVE, karena kebetulan saya memang terlahir
berkarakter sama dengan Merida, dan saya bisa merasakan dengan pasti apa yang
dirasakan oleh merida (dan saya yakin juga banyak pribadi lain yang berkarakter
yang sama yang juga bisa merasakan ).Bagaimana merasakan lahir dengan
kepribadian yang ingin bebas lepas,spontan, tak beraturan, dan melakukan
hal-hal hanya berdasarkan apa yang menyenangkan hati tanpa memikirkan alasan
apapun.Dan saya juga tahu bagaimana rasanya harus “dipaksa merasa bersalah”
karena tidak bisa mengikuti aturan dunia yang menginginkan kesempurnaan dan
keteraturan.Ketika melihat adegan Merida bebas lepas diiringi lagu “Touch the
Sky” dari Julie Fowles, itu melambangkan kebahagiaan pribadi seorang sanguin
yang mengikuti kata hatinya.
Tentu
ini bukan berarti bahwa saya menyalahkan karakter sang ibunda yang melankolis
dan menginginkan keteraturan, karena ini semua memang dimaksudkan baik adanya,
dunia memang butuh keteraturan untuk berputar bukan ?, disinilah keberhasilan
Pixar dalam meramu konflik ibu dan anak ini, pada akhirnya tidak ada peran yang
benar-benar protagonis dan antagonis.Semua berkisar tentang konflik antara dua
karakter yang mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.Konflik tersebut
kemudian berlanjut bagaimana kedua belah pihak yang saling berseteru ini akhirnya
harus sama-sama “menderita” dan menanggung akibatnya, namun justru akhirnya
merekatkan kembali hubungan mereka berdua.
Nah
perjalanan konflik menuju akhir cerita ini berhasil digodok dengan ramuan lain
yang sesuai kadarnya dengan anak-anak namun juga mampu menggugah penonton
dewasa, walau memang terlepas dari plot hole yang bertebaran, namun dapat
dimaklumi karena ini memang konsumsi untuk anak-anak, namun Pixar tidak lupa
untuk tetap mempertahankan ciri khas nya dengan karakter-karakter yang
memorable dan bertingkah lucu dan komikal ( terutama adik-adik kecil Merida )
Pada
akhirnya Saya senang dengan pesan akhir dari film ini (yang diwakili oleh
perkataan Merida) , bahwa nasib itu dapat diperjuangkan menurut keyakinan kita,
walaupun butuh proses yang memang terkadang “mengerikan” dan menyakitkan, namun
itu semua pantas untuk dijalani karena itu akhirnya akan menjadikan kita
sebagai diri kita sendiri dan hidup menurut karakter asli dimana kita
dilahirkan, bukan untuk hidup menurut perkataan ataupun tuntutan orang lain (
In a good way ).Dan Untuk menjalani itu kita butuh sesuatu yang bernama
keberanian.
Note
: Soundracknya bagus-bagus lo, dari “Touch the sky, Into the open Air, Learn me
right”, dan juga jangan lupa, aksen Scottish Merida yang kental banget mampu
disuarakan oleh Kelly McDonald
2 komentar:
boleh tukar link? http://seputarmovies.blogspot.com/
sipp bro..
Link..
Posting Komentar