Gini nieh, berhubung udah banyak
yang review tentang film ini, saya rasa hampir semua sudah sepakat bahwa The
Raid 2 ini adalah salah satu film sekuel yang berhasil melampaui film
pertamanya, yang mana jujur saja mengejutkan saya sendiri yang sebenarnya
menganggap remeh film ini, why ? karena jarang sekali sebuah film sekuel dapat
menandingi film pertama nya.
Sekilas
aja, The Raid 2 ini menceritakan kisah lanjutan dari Yudha ( Iko Uwais ) yang
baru aja selamat dari bangunan maut di film pertama, namun kini justru tercebur
dalam dunia mafia-permafiaan yang lebih ruwet dan komplit gara-gara buntaran (
cok umbaran ), dan harus terjepit dalam 3 kubu mafia yang lagi kuat-kuatnya, yang satu dari jepang, yang
satu dari indonesia (pimpinan Tio Pakusadewo) , dan satu lagi pimpinan anak
baru yang bernama Bejo ( Alex Abad ) yang berusaha menjadi besar dengan
mendekati anak dari Tio Pakusadewo bernama Uco yang dimainkan oleh Arifin
Putra.
Seperti
yang sudah saya bilang, saya tidak bisa berpanjang lebar lagi membahas
kelebihan-kelebihan film ini karena sudah banyak ada di review2 lain yang sudah
tayang duluan.Jadi bakal basi kalau diulang-ulang lagi.Saya hanya akan berkata
bahwa saya setuju ketika dikatakan The Raid 2 jauh lebih baik dari The Raid 1,
baik dari sisi cerita, baik dari kedalaman karakter, baik dari penokohan, baik
dari Intrik-intrik, dan baik dari sinematografi dan koreografi pertarungan.Aktingnya
juga bagus-bagus semua alias tidak lebay, dan jelas yang paling top itu ada di
Arifin Putra, yang mana sekali lagi mengejutkan saya, soalnya ga nyangka juga
perkembangan akting si Doi bisa sampe sekeren gini. Yes..Yahud banget
dah..palingan satu lagi yang mau ditambahkan ( yang mungkin jangan-jangan juga udah ditulis oleh temen-temen lain ),
dulu kalau cerita soal Geng dan Mafia, film indonesia cenderung mengartikan dengan orang-orang yang kasar, sangar, suka berkata
A**ing, suka babat sana-sini tanpa alasan jelas namun kok ya jatuhnya jadi
norak dan kampungan, nah di the Raid 2 ini, mafia-mafia kita udah naik
tingkat.Tata bahasanya tertata, bener-bener seperti mafia kelas atas yang ga
kampungan, Dialog-dialognya juga pada puitis.Cool banget pokoknya, bangga dah
ngeliat para mafia ini ( eh? ).
Lah
jadi review ini kalau gitu tentang apa dong ?, ya palingan mau nyampain satu
hal yang saya rasakan setelah nonton ini adalah bahwa ini benar-benar film
kelas dunia dan tidak perlu lagi menetapkan standart yang berbeda ketika
membandingkan film ini dengan film luaran sono.
Analoginya
gini, selama ini ( saya ya, ga tau kalau yang lain ), bila menilai film lokal,
ya kudu menetapkan standart yang berbeda dengan film luar.contoh ketika misalnya
berkata bahwa film dalam negeri itu “bagus”, dan mengatakan film luar negeri /
hollywood juga “bagus”.Ya kata bagusnya itu sama, tapi arti bagusnya itu
berbeda karena standart nya berbeda.Contoh misalnya mengatakan “pintu
terlarang” dan “Shutter Island” atau akting Lukman sardi di Rectoverso dan
Akting Tom hanks di Forrest Gump, ya saya akan bilang semua bagus, tapi ketika
di Head to head, saya biasanya akan berkata “err..gimana ya, sama-sama bagus,
tapi standartnya itu berbeda sih”.Atau contoh lain lagi, ketika membandingkan
film pemenangn FFI dan pemenang Oscar, ketika di tanya langsung antara kedua
nya, mungkin ya jawabannya “duh ya sama-sama bagus, tapi mbok ya jangan
dibandingkan, soalnya “beda” sih..”
Nah
yang saya rasakan di the Raid 2 ini beda.Entah karena lebay atau gimana, saya
merasakan bahwa ini film memang bagus dalam segala standart yang
diterapkan.Alias saya bisa bebas membandingkan dengan film mana saja, baik
dalam maupun luar negeri.Jadi udah tak perlu lagi “toleransi” ketika mengatakan
ini sebuah film yang hebat.Sebagai contoh, saya bisa dengan bebas membandingkan film ini
dengan Fast Five misalnya.Atau membandingkan dengan film korea The New Guy
(2013), atau film-film hollywood sono, selama dalam genre yang sama.
So,
kayanya saya memang kudu memberi jabat tangan yang erat bagi Gareth Evans
karena jasanya mengantarkan film lokal kita ke tingkat yang lebih
tinggi.Denger-denger katanya bakal jadi trilogy, ya mudah2an film ketiga (bila
memang dibuat ) bakal bisa jadi penutup yang apik, soalnya sayang banget udah
bikin dua film yang bagus gini kalau sampai nyungsep di akhir trilogy nya.
Note : saya belum menonton The
Act Of Killing, yang sepertinya dari informasi yang ada punya standart yang
tinggi juga.